BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Setiap organisasi, baik dalam skala besar maupun
kecil, terdapat terjadi perubahan-perubahan kondisi yang dipengaruhi oleh faktor-faktor
lingkungan eksternal dan internal organisasi. Dalam menghadapi perkembangan dan
perubahan yang terjadi maka diperlukan pengambilan keputusan yang cepat dan
tepat. Proses pengambilan keputusan yang cepat dan tepat dilakukan agar roda
organisasi beserta administrasi dapat berjalan terus dengan lancar
Pengambilan keputusan tersebut
dilakukan oleh seorang manajer atau administrator. Kegiatan pembuatan keputusan
meliputi pengindentifikasian masalah, pencarian alternatif penyelesaian
masalah, evaluasi daripada alternatif-alternatif tersebut, dan pemilihan alternatif
keputusan yang terbaik. Kemampuan seorang pimpinan dalam membuat keputusan
dapat ditingkatkan apabila ia mengetahui dan menguasai teori dan teknik
pembuatan keputusan. Dengan peningkatan kemampuan pimpinan dalam pembuatan
keputusan maka diharapkan dapat meningkatkan kualitas keputusan yang dibuatnya,
sehingga akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja organisasi.
Pembuatan keputusan diperlukan
pada semua tahap kegiatan organisasi dan manajemen. Misalnya, dalam tahap
perencanaan diperlukan banyak kegiatan pembuatan keputusan sepanjang proses
perencanaan tersebut. Keputusan-keputusan yang dibuat dalam proses perencanaan
ditujukan kepada pemilihan alternative program dan prioritasnya. Dalam
pembuatan keputusan tersebut mencakup kegiatan identifikasi masalah, perumusan
masalah, dan pemilihan alternatif keputusan berdasarkan perhitungan dan
berbagai dampak yang mungkin timbul. Begitu juga dalam tahap implementasi atau
operasional dalam suatu organisasi, para manajer harus membuat banyak keputusan
rutin dalam rangka mengendalikan usaha sesuai dengan rencana dan kondisi yang
berlaku. Sedangkan dalam tahap pengawasan yang mencakup pemantauan,
pemeriksaan, dan penilaian terhadap hasil pelaksanaan dilakukan untuk
mengevalusai pelaksanaan dari pembuatan keputusan yang telah dilakukan.
Hakikatnya
kegiatan administrasi dalam suatu organisasi adalah pembuatan keputusan.
Kegiatan yang dilakukan tersebut mencakup seluruh proses pengambilan keputusan
dari mulai identifikasi masalah sampai dengan evaluasi dari pengambilan
keputusan yang melibatkan seluruh elemen-elemen dalam administrasi sebagai
suatu sistem organisasi. Artinya dalam membuat suatu keputusan untuk memecahkan
suatu permasalahan yang ditimbulkan dari adanya perubahan-perubahan yang
terjadi dalam organisasi dibutuhkan informasi yang cukup baik dari internal
maupun eksternal organisasi guna mengambil keputusan yang tepat dan cepat.
Pada akhirnya,
kegiatan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat merupakan bagian dari
kegiatan administrasi dimaksudkan agar permasalahan yang akan menghambat roda
organisasi dapat segera terpecahkan dan terselesaikan sehingga suatu organisasi
dapat berjalan secara efisien dan efektif dalam rangka mencapai suatu tujuan
organisasi.
1.2.
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengambilan keputusan ?
2. Apakah tujuan dari pengambilan keputusan?
3. Apakah yang menjadi dasar dalam pengambilan keputusan?
4 Faktor apakah yang mempengaruhi
dalam pengambilan keputusan?
5.Apa sajakah jenis-jenis pengmbilan keputusan dalam organisasi?
6. Bagaimana proses pengambilan keputusan itu ?
1.3.
Tujuan
1.
Mengetahui definisi dari pengambilan keputusan.
2.
Mengetahui tujuan pengambilan keputusan.
3.
Mengetahui dasar yang menjadi pengambilan keputusan.
4.
Mengetahui faktor-f aktor pengambilan keputusan.
5.
Mengetahui jenis-jenis pengambilan keputusan.
6.
Mengetahui bagaimana proses pengambilan keputusan.
1.4.
Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah studi
pustaka dan pencarian di internet.
1.5.
Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
1.2. Rumusan
Masalah
1.3. Tujuan
1.4. Metode
Penulisan
1.5. Sistematika
Penulisan
BAB II ISI
2.1. Definisi Pengambilan
Keputusan
2.2. Tujuan Pengambilan
Keputusan
2.3. Dasar dan Faktor
Pengambilan Keputusan
2.4. Faktor-faktor yang perlu
diperhatikan dalam Pengambilan Keputusan
2.5. Keputusan Individual dan
Kelompok
2.6. Proses Pengambilan
Keputusan
BAB III STUDI KASUS
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
ISI
2.1.
Definisi Pengambilan Keputusan
Keputusan adalah hasil pemecahan
masalah yang dihadapinya dengan tegas. Hal itu berkaitan dengan jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan mengenai ‘apa yang harus dilakukan’ dan seterusnya
mengenai unsur-unsur perencanaan. Dapat juga dikatakan bahwa keputusan itu
sesungguhnya merupakan hasil proses pemikiran yang berupa pemilihan satu
diantara beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang
dihadapinya.
Keputusan itu sendiri merupakan
unsur kegiatan yang sangat vital. Jiwa kepemimpinan seseorang itu dapat
diketahui dari kemampuan mengatasi masalah dan mengambil keputusan yang tepat.
Keputusan yang tepat adalah keputusan yang berbobot dan dapat diterima bawahan.
Ini biasanya merupakan keseimbangan antara disiplin yang harus ditegakkan dan
sikap manusiawi terhadap bawahan. Keputusan yang demikian ini juga dinamakan
keputusan yang mendasarkan diri pada human relations.
Setelah pengertian keputusan
disampaikan, kiranya perlu pula diikuti dengan
pengertian tentang “pengambilan keputusan”. Ada beberapa definisi tentang pengambilan
keputusan, dalam hal ini arti pengambilan keputusan sama dengan pembuatan
keputusan, misalnya Terry, definisi
pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku dari dua alternatif
atau lebih ( tindakan pimpinan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam
organisasi yang dipimpinnya dengan melalui pemilihan satu diantara alternatif-alternatif
yang dimungkinkan).
Menurut Siagian pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan terhadap
hakikat suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta dan data, penentuan yang matang
dari alternatif yang dihadapi dan pengambilan tindakan yang menurut perhitungan
merupakan tindakan yang paling tepat.
Dari kedua pengertian diatas maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa keputusan itu diambil dengan sengaja, tidak
secara kebetulan, dan tidak boleh sembarangan. Masalahnya telebih dahulu harus
diketahui dan dirumuskan dengan jelas, sedangkan pemecahannya harus didasarkan
pemilihan alternatif terbaik dari alternatif yang ada.
2.2.
Tujuan Pengambilan Keputusan
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam organisasi itu dimaksudkan untuk
mencapai tujuan organisasinya yang dimana diinginkan semua kegiatan itu dapat
berjalan lancer dan tujuan dapat dicapai dengan mudah dan efisien. Namun, kerap
kali terjadi hambatan-hambatan dalam melaksanakan kegiatan. Ini merupakan
masalah yang hatus dipecahkan oleh pimpinan organisasi. Pengambilan keputusan
dimaksudkan untuk memecahkan masalah tersebut.
2.3.
Dasar Pengambilan Keputusan
2.3.1. Pengambilan Keputusan
Berdasarkan Intuisi
Keputusan yang diambil berdasarkan
intuisi atau perasaan lebih bersifat subjektif yaitu mudah terkena sugesti,
pengaruh luar, dan faktor kejiwaan lain. Sifat subjektif dari keputusuan
intuitif ini terdapat beberapa keuntungan, yaitu :
1. Pengambilan
keputusan oleh satu pihak sehingga mudah untuk memutuskan.
2. Keputusan
intuitif lebih tepat untuk masalah-masalah yang bersifat kemanusiaan.
Pengambilan keputusan yang
berdasarkan intuisi membutuhkan waktu yang singkat Untuk masalah-masalah yang
dampaknya terbatas, pada umumnya pengambilan keputusan yang bersifat intuitif
akan memberikan kepuasan. Akan tetapi, pengambilan keputusan ini sulit diukur
kebenarannya karena kesulitan mencari pembandingnya dengan kata lain hal ini
diakibatkan pengambilan keputusan intuitif hanya diambil oleh satu pihak saja
sehingga hal-hal yang lain sering diabaikan.
2.3.2.
Pengambilan Keputusan Rasional
Keputusan yang bersifat
rasional berkaitan dengan daya guna.
Masalah – masalah yang dihadapi merupakan masalah yang memerlukan pemecahan
rasional. Keputusan yang dibuat berdasarkan pertimbangan rasional lebih
bersifat objektif. Dalam masyarakat, keputusan yang rasional dapat diukur
apabila kepuasan optimal masyarakat dapat terlaksana dalam batas-batas nilai
masyarakat yang di akui saat itu.
2.3.3.
Pengambilan Keputusan Berdasarkan Fakta
Keputusan yang berdasarkan sejumlah
fakta, data atau informasi yang cukup itu memang merupakan keputusan yang baik
dan solid, namun untuk mendapatkan informasi yang cukup itu sangat sulit.
2.3.4.
Pengambilan Keputusan Berdasarkan Pengalaman
Sering kali terjadi bahwa sebelum
mengambil keputusan, pimpinan mengingat-ingat apakah kasus seperti ini
sebelumnya pernah terjadi. Pengingatan semacam itu biasanya ditelusuri melalui
arsip-arsip penhambilan keputusan yang berupa dokumentasi pengalaman-pengalaman
masa lampau. Jika ternyata permasalahan tersebut pernah terjadi sebelumnya, maka
pimpinan tinggal melihat apakah permasalahan tersebut sama atau tidak dengan
situasi dan kondisi saat ini. Jika masih sama kemudian dapat menerapkan cara
yang sebelumnya itu untuk mengatasi masalah yang timbul.
Dalam hal tersebut, pengalaman
memang dapat dijadikan pedoman dalam menyelesaikan masalah. Keputusan yang
berdasarkan pengalaman sangat bermanfaat bagi pengetahuan praktis. Pengalaman
dan kemampuan untuk memperkirakan apa yang menjadi latar belakang masalah dan
bagaimana arah penyelesaiannya sangat membantu dalam memudahkan pemecaha
masalah.
2.3.5.
Pengambilan Keputusan Berdasarkan Wewenang
Banyak sekali keputusan yang diambil
karena wewenang (authority) yang
dimiliki. Setiap orang yang menjadi pimpinan organisasi mempunyai tugas dan
wewenang untuk mengambil keputusan dalam rangka menjalankan kegiatan demi
tercapainya tujuan organisasi yang efektif dan efisien.
Keputusan yang berdasarkan wewenang
memiliki beberapa keuntungan. Keuntungan-keuntungan tersebut antara lain :
banyak diterimanya oleh bawahan, memiliki otentisitas (otentik), dan juga
karena didasari wewenang yang resmi maka akan lebih permanent sifatnya.
Keputusan yang berdasarkan pada wewenang semata maka akan menimbulkan
sifat rutin dan mengasosiasikan dengan praktik dictatorial. Keputusan
berdasarkan wewenang kadangkala oleh pembuat keputusan sering melewati
permasahan yang seharusnya dipecahkan justru menjadi kabur atau kurang jelas.
2.4.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan
dalam Pengambilan Keputusan
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan menurut
Terry, yaitu :
a)
Hal-hal yang berwujud maupun yang tidak berwujud, yang
emosional maupun yang rasional perlu diperhitungkan dalam pengambilan
keputusan.
b)
Setiap keputusan harus dapat dijadikan bahan untuk
mencapai tujuan organisasi.
c)
Setiap keputusan jangan berorientasi pada kepentingan
pribadi, tetapi harus lebih mementingkan kepentingan organisasi.
d)
Jarang sekali pilihan yang memuaskan, oleh karena itu
buatlah altenatif-alternatif tandingan.
e)
Pengambilan keputusan merupakan tindakan mental dari
tindakan ini harus diubah menjadi tindakan fisik.
f)
Pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu
yang cukup lama.
g)
Diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk
mendapatkan hasil yang lebih baik.
h)
Setiap keputusan hendaknya dilembagakan agar diketahui
keputusan itu benar.
i)
Setiap keputusan merupakan tindakan permulaan dari
serangkaian kegiatan mata rantai berikutnya.
2.5.
Keputusan Individual dan Kelompok
Pengambilan keputusan dapat dilakukan secara individual atau kelompok,
tergantung bagaimana sifat dan corak permasalahannya. Keputusan individual
dibuat oleh seorang pemimpin sendirian, sedangkan keputusan kelompok dibuat
sekelompok orang. Keputusan kelompok dibedakan dalam :
a)
Sekelompok pimpinan
b)
Sekelompok orang-orang bersama pimpinannya.
c)
Sekelompok orang yang mempunyai kedudukan sama dan
keputusan kelompok
- Keputusan yang dibuat oleh seseorang
Kebaikannya antara lain :
1.
Keputusannya cepat ditentukan atau diambil, karena
tidak usah menunggu persetujuan dari rekan lainnya.
2.
Tidak akan terjadi pertentangan pendapat
3.
Kalau pimpinan ya ng mengambil keputusan itu mempunyai kemampuan yang tinggi dan
berpengalaman yang luas dalam bidang yang akan diputuskan, keputusannya besar
kemungkinan tepat.
Kelemahannya antara lain :
1.
Bagaimana kepandaian dan kemampuan pimpinan tetapi
pasti memiliki keterbatasan.
2.
Keputusan yang terlalu cepat diambil dan tidak meminta
pendapat orang lain seringkali kurang tepat.
3.
Jika terjadi kesalahan pengambilan keputusan merupakan
beban berat bagi pimpinan seorang diri.
- Keputusan yang dibuat oleh Sekelompok Orang
Kelebihannya antara lain :
1.
Hasil pemikiran beberapa orang akan saling melengkapi
2.
Pertimbangannya akan lebih matang
3.
Jika ada kesalahan pada pengambilan keputusan tersebut,
beban ditanggung secara bersama.
Kelemahannya antara lain :
1.
Ada
kemingkinan terjadi perbedaan pendapat
2.
Biasanya memakan waktu lama dan berlarut-larut karena
terjadi perdebatan-perdebatan
3.
Rasa tanggung jawab masing-masing berkurang, dan ada
kemungkinan saling melemparkan tanggung jawab jika terjadi kesalahan.
Mengenai pembuatan keputusan individual dan kelompok Siagian menyatakan bahwa ada tiga kekuatan yang selalu
mempengaruhui suatu keputusan yang dibuat. Tiga kekuatan itu :
1.
Dinamika individu di dalam organisasi
Pengaruh individu dalam organisasi sangat terasa terutama dalam hal ini
adalah
pemimpinnya. Seorang pemimpin yang mempunyai kepribadian yang kuat,
pendidikan yang tinggi, pengalaman ynag banyak akan memberi kesan dan pengaruh
yang besar terhadap bawahannya
2.
Dinamika kelompok orang-orang di dalam organisasi
Dinamika kelompok mempunyai pengaruh besar, oleh karena itu pemimpin
hendaknya mengusahakan agar kelompok lebih cepat menjadi dewasa.
3.
Dinamika lingkungan organisasi
Pengaruh lingkungan juga memegang peranan yang cukup penting untuk
diperhatikan. Antara organisasi dan lingkungan itu saling mempemgaruhi.
2.6.
Proses Pengambilan Keputusan
Setiap keputusan yang diambil itu merupakan perwujudan kebijakan yang
telah digariskan. Oleh karena itu, analisis proses pengambilan keputusan pada
hakikatnya sama saja dengan analisis proses kebijakan. Proses pengambilan
keputusan meliputi :
- Identifikasi masalah
Dalam hal ini pemimpin diharapkan mampu mengindentifikasikan masalah yang
ada di dalam suatu organisasi.
- Pengumpulan dan penganalisis data
Pemimpin diharapkan dapat mengumpulkan dan menganalisis data yang dapat
membantu memecahkan masalah yang ada.
- Pembuatan alternatif-alternatif kebijakan
Setelah masalah dirinci dengan tepat dan tersusun baik, maka perlu
dipikirkan cara-cara pemecahannya. Cara pemecahan ini hendaknya selalu
diusahakan adanya alternatif-alternatif beserta konsekuensinya, baik positif
maupun negatif. Oleh sebab itu, seorang pimpinan harus dapat mengadakan
perkiraan sebaik-baiknya. Untuk mengadakan perkiraan dibutuhkan adanya informasi
yang secukupnya dan metode perkiraan yang baik. Perkiraan itu terdiri dari
berbagai macam pengertian:
- Perkiraan dalam arti Proyeksi
Perkiraan yang mengarah pada kecenderungan dari data yang telah terkumpul
dan tersusun secara kronologis.
- Perkiraan dalam arti prediksi
Perkiraan yang dilakukan dengan menggunakan analisis sebab akibat.
- Perkiraan dalam arti konjeksi
Perkiraan yang didasarkan pada kekuatan intuisi (perasaan). Intuisi
disini sifatnya subjektif, artinya tergantung dari kemampuan seseorang untuk
mengolah perasaan.
- Pemilihan salah satu alternatif terbaik
Pemilihan satu alternatif yang dianggap paling tepat untuk memecahkan
masalah tertentu dilakukan atas dasar pertimbangan yang matang atau
rekomendasi. Dalam pemilihan satu alternatif dibutuhkan waktu yang lama karena
hal ini menentukan alternative yang dipakai akan berhasil atau sebaliknya.
- Pelaksanaan keputusan
Dalam pelaksanaan keputusan berarti seorang pemimpin harus mampu menerima
dampak yang positif atau negatif. Ketika menerima dampak yang negatif, pemimpin
harus juga mempunyai alternatif yang lain.
- Pemantauan dan pengevaluasian hasil pelaksanaan
Setelah keputusan dijalankan seharusnya pimpinan dapat
mengukur dampak dari keputusan yang telah dibuat.
BAB III
STUDI KASUS
Kasus yang menimpa Bibit dan Chandra pada saat ini sedang menjadi sorotan
public. Semua lapisan masyarakat mulai dari masyarakat sipil, kalangan akademis
hingga kalangan elit politik membicarakan kasus tersebut. Kasus ini melibatkan pihak-pihak
yang berada pada posisi-posisi strategis dalam ranah hukum di Indonesia yakni Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK), POLRI, dan Kejaksaan Agung. Semakin hari kasus ini
terus berkembang hingga menyebabkan masyarakat memiliki persepsi bahwa kasus
tersebut melibatkan institusi bukan pihak-pihak yang terlibat di dalamnya.
Kisruh ini dapat diibaratkan seperti benang kusut. Antara Polri dan KPK pun
terus saling menjatuhkan dan merasa berada di pihak yang benar. Kasus ini
menuai banyak menuai pro dan kontra, banyak orang yang menaruh simpati pada
Bibit-Chandra. Mereka menganggap bahwa kasus ini adalah sebuah konspirasi untuk
menjatuhkan atau upaya untuk melemahkan KPK yang selama ini aktif memburu para
koruptor di negeri ini.
Karena kasus tersebut tak kunjung
selesai dan semakin berlarut-larut, membuat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
sebagai kepala Negara ikut mencoba menyelesaikan masalah ini dengan
menggunaakan wewenangnya untuk membentuk Tim Pencari Fakta (TPF). KEPUTUSAN
Presiden untuk membentuk tim independen tersebut merupakan hasil pertemuan
antara presiden dengan tokoh masyarakat pada hari Minggu (1/11) malam di wisma
Negara.
Selain karena wewenang yang dimilikinya, presiden membentuk TPF pun
berdasarkan fakta yang ada. Situasi seperti ini tidak baik bagi keberlangsungan
KPK sebagai tonggak pemberantasan korupsi dan tidak baik pula untuk kehidupan
bangsa dan Negara karena adanya mistrust dan distrust bukan hanya
terhadap hukum di Indonesia tetapi juga kredibilitas Polri, Jaksa, dan KPK. Kemudian
selain dua alasan yang melatarbelakangi presiden membentuk TPF, terdapat alasan
lainnya yakni berdasarkan rasional yang ada, dimana presiden berharap dengan
dibentuknya TPF dapat segera menyelesaikan kasus ini dengan transparan dan
public dapat mengetahui fakta yang sesungguhnya.
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Dari penjelasan yang telah kami paparkan dalam makalah ini dapat kami
simpulkan bahwa pengambilan keputusan adalah suatu tindakan yang sengaja, tidak
secara kebetulan dan tidak boleh sembarangan dalam rangka memecahkan masalah
yang dihadapi suatu organisasi. Dimana pengambilan keputusan ini ditanggung dan
diputuskan oleh pimpinan organisasi yang bersangkutan dan untuk menghasilkan
keputusan yang baik itu sangat dibutuhkan informasi yang lengkap mengenai
permasalahan, inti masalah, penyelesaian masalah, dan konsekuensi dari
keputusan yang diambil.
Selain informasi, dalam penyelesaian
masalah pun dibutuhkan perumusan masalah dengan baik. Kemudian dibuatkan
alternatif-alternatif keputusan masalah yang disertai dengan konsekuensi
positif dan negatif. Jika semua hal itu dapat dikemukakan dan dicari secara
tepat, masalah tersebut akan lebih mudah untuk diselesaikan.
Dalam makalah ini kami mengambil
contoh kasus yang menimpa Bibit-Chandra,
yang pada intinya Presiden Republik Indonesia mengambil keputusan untuk
membentuk Tim Pencari Fakta (TPF).
Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh Presiden berdasarkan pada wewenang
yang dimiliki, rasional , dan fakta yang terjadi. Hal tersebut sesuai dengan
dasar teori pengambilan keputusan.
DAFTAR PUSTAKA
Kasim, Azhar. Teori Pembuatan Keputusan. Jakarta
: Lembaga Penerbit FE UI. 1995
Syamsi, Ibnu. Pengambilan Keputusan (Decision Making). Jakarta : Bina Aksara. 1989
www.antaranews.com diakses Senin,
16 November 2009
LAMPIRAN
Presiden Bentuk Tim Independen Kasus Bibit-Chandra
Sen, Nov 2, 2009
TIM PENCARI FAKTA : Ketua Tim
Pencari Fakta Kasus Komisi Pemberatasn Korupsi (KPK) Adnan Buyung Nasution
(tengah) didampingi Menko Polhukam Djoko Suyanto dan Anggota tim lainnya
menjelaskan kepada wartawan usai mengadakan pertemuan dengan Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono, di kantor presiden, di Jakarta, Senin (2/11), Tim yang
dibentuk Kepala negara tersebut diberikan waktu 15 hari untuk mencari fakta
kasus KPK dan dilaporkan kepada presiden . ( FOTO ANTARAAli Anwar/hp/09 )
Dalam jumpa pers di Kantor Kepresidenan Jakarta,
Senin [02/11], Menko Polhukam Djoko Suyanto mengatakan, Presiden Yudhoyono,
Senin sore segera mengeluarkan Keppres pembentukan Tim Independen tersebut.
Tim Independen itu terdiri atas delapan orang
diketuai oleh anggota Dewan Pertimbangan Presiden Adnan Buyung Nasution dengan
Wakil Ketua, mantan anggota Komnas HAM Koesparmono Irsan, Sekretaris Tim yaitu
Staf Khusus Presiden bidang Hukum Denny Indrayana dan beranggotakan lima orang.
Kelima orang anggota Tim Independen itu adalah
Amir Syamsuddin (Guru Besar FHUI), Todung Mulya Lubis (praktisi hukum), Anies
Baswedan (Rektor Universitas Paramdina), Hikmahanto Juwana (Guru Besar FHUI),
dan Komaruddin Hidayat (Rektor UIN Jakarta).
Menurut Djoko Suyanto, tim tersebut dapat bekerja
kurang dari dua minggu, namun melihat dinamika perkembangan masyarakat yang
cukup bergejolak dalam menanggapi kasus Bibit-Chandra, tim itu diharapkan dapat
bekerja lebih cepat.
“Kita ini akan melakukan suatu verifikasi,
mengecek semua fakta dan proses berjalannya dari awal kasus yang menimpa
saudara Bibit dan Chandra,” katanya.
Menurut Menko Polhukam, keputusan membentuk tim
indpenden itu dihasilkan dari pertemuan Presiden Yudhoyono dengan tokoh
masyarakat pada Minggu (1/11) malam di Wisma Negara. Sebelum jumpa pers,
seluruh anggota tim hadir, kecuali Komarudin Hidayat, diterima oleh Presiden
Yudhoyono selama sepuluh menit.
“Presien tadi katakan, situasi ini sudah tidak
baik untuk kehidupan bangsa dan negara karena adanya ‘mistrust’ dan ‘distrust’
kepada tidak hanya hukum negara kita, tetapi juga kredibilitas polisi, jaksa
dan KPK sendiri,” kata Djoko Suyanto.
Tim itu, lanjutnya, akan menghasilkan rekomendasi
yang akan diserahkan kepada presiden.
Tim Bekerja Sama Dengan Semua Instansi
Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres)
Adnan Buyung Nasution mengatakan, Tim Independen kasus Bibit-Chandra diberi
kewenangan untuk bekerja sama dengan semua instansi dan lembaga pemerintah,
guna memverifikasi fakta-fakta hukum kasus tersebut.
“Nantinya, Tim Independen diberi kewenangan untuk
bekerja sama dengan semua instansi dan lembaga pemerintah, serta pihak terkait
guna memverifikasi fakta-fakta hukum kasus Bibit-Chandra,” katanya ketika
mendampingi Menklo Polhukam Djoko Suyanto dalam jumpa pers di Kantor
Kepresidenan, Jakarta ,
Senin.
Dalam jumpa pers tersebut, Menko Polhukam
mengumumkan bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memutuskan membentuk Tim
Independen untuk memverifikasi fakta hukum kasus pimpinan Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) nonaktif Bibit Samad Rianto dan Chandra M Hamzah.
Tim Independen itu terdiri atas delapan orang
yang diketuai oleh Adnan Buyung Nasution dengan Wakil Ketua, mantan anggota
Komnas HAM Koesparmono Irsan, Sekretaris Tim yaitu Staf Khusus Presiden bidang
Hukum Denny Indrayana dan beranggotakan lima orang.
Kelima orang anggota Tim Independen itu adalah
Amir Syamsuddin (Guru Besar FHUI), Todung Mulya Lubis (praktisi hukum), Anies
Baswedan (Rektor Universitas Paramadina), Hikmahanto Juwana (Guru Besar FHUI),
dan Komaruddin Hidayat (Rektor UIN Jakarta).
Menurut Adnan Buyung, Tim Independen juga
mengharapkan pihak kepolisian kooperatif karena sudah ada gelar perkara. “Dan
itu akan menjadi sumber informasi kita,” ujarnya.
Tim, lanjut dia, juga akan mengandalkan sidang
lanjutan uji materi UU KPK di Mahkamah Konstitusi yang akan memperdengarkan
rekaman yang diduga membicarakan rekayasa kasus hukum terhadap Bibit-Chandra.
Dengan dibentuknya tim tersebut, Buyung berharap,
publik dapat lebih sabar dalam merespons kasus hukum Bibit-Chandra.
“Marilah kita sama-sama menurunkan ’suhu’ dengan
adanya respons presiden yang begitu cepat ini, dari malam sudah ada pertemuan
dan siang ini sudah diputuskan dibentuknya Tim. Masyarakat mohon sabar,
beri kami kesempatan untuk bekerja,” katanya.
Adnan menambahkan, semua rapat Tim Independen akan
dilakukan di Kantor Kementerian Koordinator bidang Polhukam, dan meski hasil
rekomendasi tidak akan dibuka ke publik, namun perkembangan kerja Tim akan
selalu diinformasikan ke masyarakat.
Pada Minggu (1/11) malam, hadir pula Sekjen
Transparency International Indonesia (TII) Teten Masduki dalam pertemuan dengan
presiden dan sejumlah tokoh itu.
Namun, nama Teten Masduki tidak masuk dalam Tim
Independen. “Teten menyatakan ketidaksediaannya masuk dalam Tim, namun ia
berjanji untuk tetap membantu,” ujar Buyung. ( ant )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar